Ku terima, kau lepas
Entah seperti apa perasaan setelah
mendengar cerita ini, sedih, biasa saja ataupun lucu bakan bahagia.
Kita
dipertemukan dalam sebuah Lembaga Pendidikan, dimana awal masuk di SMP kita tak
pernah saling kenal. Aku tak pernah liat kamu, tapi kamu liat aku saat aku
sedang menyapu didepan kelas. Kelas kita berdekatan, tapi aku tak pernah liat
kamu. Mengenalmu pun tak pernah aku rasakan.
Saat sekelas,
aku baru mengenalmu, kamu yang mengagumiku sampai aku jatuh ke hatimu. Sampai aku
rela meninggalkan sosok orang yang benar-benar
sayang aku demi keingintauanku merasakan cinta pada satu ruang. Awalnya hanya
coba-coba namun lama-kelamaan malah bener-bener sayang. Yaa begitulah, sesuatu
yang diawali dengan percobaan, lama-kelamaan bakal ketagihan dan akhirnya
menyakiti diri sendiri.
Kucoba aku
mencari tahu tentang dirimu, sampai aku menemukan masa lalumu yang membuat aku
sakit sendiri karena keinginan tahuanku, sampai kita sering bertengkar dan kamu
mencoba meminta maaf akhirnya hatiku luluh kembali. Rasa takutku membuat
semuanya seolah diriku mengekangmu, seolah aku nggak percaya sama kamu, sampai
pernah ada rasa bosan namun kita tak pernah mengatakan kata pisah sekatapun,
karena kita tau dari cerita guru agama, jika ada kata ‘pisah’ yaa
ituartinya sudah pisah, sekalipun itu
bercanda.
Sering kita
menginginkan kelas yang sama, namun tak pernah kesampaian, dan itu mungkin jawaban
dari Tuhan bahwa dia bukan yang terbaik untuk aku, dan kita tetap menjalankan
hubungan kita sampai lulus SMP, yang awalnya rencanamu sekolah di luar kota,
dan akhirnya tidak ketrima, bukan berarti aku hancur lalu mendoakanmu supaya
nggak jauh dari aku, bukan. Justru waktu itu aku mendukungmu walau sedikit
berat hati ini.
Akhirnya kita
dipertemukan dalam satu Lembaga Pendidikan lagi, sampai kamu menemukan rasa
jenuhmu, bosanmu, dan sedikit menyukai orang lain, itu wajarlah, asal nggak
berlanjutan. Karena manusiawi tak lepas dari sifat bosan, apalagi yang sudah
bertahun-tahun. Lalu aku biarkan sampai kamu kembali kepadaku lagi. Dan akhirnya
kembalilah kepadaku.
Menginjak 2
tahun lebih hubungan ini, aku sempa takut, takut akan rasa sayangku bertambah
kepadamu dan rasa sayangmu berkurang. Sempat membaca dari artikel-artikel,
bahwa perasaan seseorang akhirnya akan terbalik. Dan setelah dua tahun lebih,
kemungkinan akan sering mendekati kata
berpisah.
Takdir berbicara
lain setelah 3,5 tahun, kita terpisahkan karena rasa bosan yang tertanam didiri
masing-masing semakin kuat dan kita tak bisa mengontrolnya akhirnya timbul kata
pisah, dan peralihannya semakin cepat. Berawal dari AL berakhir juga karena AL.
Tragisnya,
perpisahan ini tak diakhiri dengan kata baik-baik justru pertengkaran yang
sangat heboh, dibulan suci ramadhan, dan sampai detik ini aku sangat-sangat
membenci dia, karena dia membuat rasa move onku tak bisa hilang, dia membuat
aku selalu dihantui masa lalu itu ketika aku sudah bahagia, dan dia juga yang
membuat aku balik ketika aku bener-benar hancur untuk yang kedua kalinya.
Karena dia,
hatiku benar-benar tak bisa sesuci awal sebelumnya, hatiku sudah tertutup oleh
masa lalu yang amat buruk, sampai tak bisa mengetahui sebenarnya aku suka
siapa. Bahkan kata maafpu sangat sulit ketika aku ingin ucapkan didepan cewek
barunya, walaupun aku sudah benar-benar memaafkan cewek barunya itu. Dia teramat takut dengan
ceweknya, aku paham, aku tahu semua sifat-sifatmu, semua kesetiaanmu yang hanya
diawal. Entah kalau sudah dewasa sifat-sifatmu itu perlahan hilang. Benar-benar
sulit memaafkan kesalahannya dan benar-benar sakiit saat membencinya juga.
“HATIKU
TAK BIARKE KOSONG”
“BIAR
ALLAH YANG MENGISINYA”
Kalimat terBulshit yg pernah orang katakan,
biasalah namanya manusia.
“Cuma
gak enak wae, dikira sik ora-ora karo bolo-bolomu sik dadi kontak bmku”
Karena teman care terhadap kita,
daripada masih berstatus pacar ngelarang kita ikut campur masalah yang
berkaitan dengan hubungan kita.
“mung
ndekne sik selama iki iso nyuport aku”
“kowe
terlalu over protective”
Gak pernah ingatkah, bagaimana
pengorbananku dulu? Over protective karena sayang banget, seandainya nggak
ngelunjak, gak bakal sampai seprti ini.
“but
the time change all”
Kalimat
yg pernah aku terima ketika aku bilang sayang banget.
“ngopo duwe sesuatu sik gedhe, nyaman, apik,
mewah,ayu, tapi ra pernah ngerti kucinge”
“mungkin
ndekne mikir yen kucing iku iso urip dengan segala kemewahan”
“sedangkan
omah sik sederhana iso ngekei makan kucing dengan segala kekurangan”
“you
just think and think about yourself”
Selama ini aku memikirkan diriku
sendiri? Trus kenapa kamu tak beri kelonggaran menyukai orang lain, trus kenapa
juga aku rela mengizinkan orang yg aku cintai bersama orang yg kamu cintai. Pikir!!
“I
can’t”
Sepatah
kata saat aku butuh kamu disampingmu.
“kowe
karo aku wis 3 tahun lebih, sedangkan aku mbek ndekne lagi 2 bulan, dalam
artian chat e”
Menandakan
sudah ada niatan untuk selingkuh.
“wes
ra ono harapan yen kowene isih kaya ngene”
“balikan??
Ngerti kowe nangis gara-gara tingkah lakunem dewe, sik kaya cah cilik, sik
nangis, sik gawe aku streesss gara-gara mok salahke terus. EMOH!!”
Jawaban yg amat kejam yang pernah aku
terima, dan membuat semuanya hancur.
Dan
setelah sudah terlewat lama, rasa sakiit ini masih ada, meski sudah
mengikhlaskan, rasanya sulit untuk memaafkan, memaafkan diri sendiri yg tak
pernah mempunyai pendirian tetap, apakah masih mencintainya atau bahkan
membencinya. Karena kamu aku sudah gak pernah memiliki niatan untuk setia lagi.
Bukan kata PERCUMA sudah tiga setengah tahun pacaran, lalu putus ditengah
jalan, namun memang kita ditakdirkan bukan jodoh. Dan saya herankan, selama ini
hubungan yg baik-baik saja, yang sudah dijalani sampai tiga tahun lebih, yg
bertengkar hanya masalah sepele, namun berakhirnya penuh dengan kata-kata yg
tak layak diucapkan seorang manusia, terlalu kasar dalam mengakhiri hubungan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar