Sabtu, 11 Januari 2014

KEPERCAYAAN SEBELUM ISLAM

KEPERCAYAAN SEBELUM ISLAM


Masyarakat Arab lama (sebelum Islam) memiliki keyakinan Animisme, ialah sebuah faham yang beranggapan bahwa setiap benda mempunyai roh, dan roh tersebut memiliki kekuatan ghaib yang disebut Mana dan dikenal sebagai “Kaum Watsani” yaitu kaum yang mempersonifikasikan Tuhan mereka dalam bentuk patung-patung sembahan yang mereka anggap sebagai perantara dengan Tuhan. Mereka percaya akan Tuhan Yang Esa. Namun mereka juga meyakini adanya roh-roh penguasa yang di anggap dan diperlakukan sebagai Tuhan. Berbeda dengan Islam yang mengajarkan untuk meng-Esakan Allah dan hanya kepada-Nya beribadah tanpa perantara apapun. Setiap kabilah Arab lama menganut faham henotheisme yaitu masing-masing kabilah mempunyai Tuhan sebagai pelindung kabilahnya. Tuhan-tuhan kabilah tersebut yang terkenal antara lain:  Allat dilukiskan sebagai putri Tuhan, menurut suatu kabilah Allat itu adalah matahari dan menurut sebagian yang lain Allat itu adalah bulan, berhala ini terletak di kota Thaif, dan sekarang posisinya terletak di sebelah kiri menara mesid at-Thaif.
 Al-Uzza dilukiskan sebagai putri Tuhan kedua yang dihubungkan dengan planet Venus, berhala ini terdapat di sebelah kanan jalan dari Makkah menuju Irak, dan merupakan berhala yang paling besar dikalangan kaum Quraisy.  Manat dilukiskan sebagai putri ketiga mewakili takdir, berhala ini merupakan berhala bangsa Arab yang paling tua, dan berhala ini terletak di tepi pantai wilayah al-Musyallal di Qudaid, sebuah tempat antara Makkah dan Madinah.  Dzu Khalashah dewa-dewa yang mengambil nama tempat pemujaan dan terletak di Tubalah antara Makkah dan Yaman berhala ini sangat diagungkan oleh Kats’am, Bujailahzd As-Surat dan orang-orang Hawazim yang tinggal disekitar mereka.
 Dzu Khaffain dan Dzu Al Rijl dikaitkan dengan organ tumbuh penting.
 Wudd dikaitkan dengan dewa percintaan, berhala ini di buat oleh Kalb di Daumatul Jandal.
 Yaghuts sebagai dewa penolong dan dibuat oleh penduduk Madzhij dan penduduk Jurasy.
 Ya’ uq sebagai dewa penjaga dan dibuat oleh kabilah Hamdan di desa Khaiwan, dekat kota Shan’a.
 Suwa sebagai dewa penghukum.
 Hubbal sebagai patung terbesar dan patung yang paling menonjol bagi suku lain.
 Isaf dan Nailah merupakan berhala yang ditempatkan di pintu ka’bah mesjid al-Haram.
 Dhaizanan dua buah berhala yang dijadikan sesembahan oleh Judzaimah al-Abrasy di Hirah.
 Uqaishir berhala milik Qudho’ah Lakham dan Amilahyang terletak di jalan utama kota Syam.
 Al-Jasad patung ini terletak di Hadramaut. Patung ini menjadi sembahan penduduk kindah.
 Dzusy Syara berhala ini dimiliki oleh Bani Harits bbin Mubasyir Alazadi.
 A’im berhala ini dimiliki oleh Azd- As-Surat.
 Nasr sebuah berhala yang terdapat di Yaman, berhala ini dibuat oleh penduduk Himyar dan mereka menyembahnya di daerah Balkha’.
Mengenai awal mula berhala ini dijelaskan oleh hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dari sanad Ibnu Abbas, dikatakan:
“Patung-patung yang ada pada zaman Nabi Nuh AS merupakan patung-patung yang disembah pula dikalangan bangsa Arab setelah itu. Adapun Wudd adalah berhala yang disembah oleh suku Kaib di Daumatul Jandal. Suwa adalah sesembahan Hudzail. Yaghuts sesembahan suku Murad, kemudian berpindah ke Bani Ghatifdi di lereng bukit yang terletak di kota Saba.”
Adapun Ya’uq adalah sesembahan Suku Hamdan, Nasr sesembahn suku Himyar dan keluarga Dzi Kila’. Padahal nama-nama itu adalah nama orang-orang sholeh di zaman Nabi Nuh AS. Setelah mereka wafat, syetan membisikkan kaum yang sholeh supaya di buat patung-patung mereka di tempat-tempat pertemuan dan menamainya sesuai dengan nama-nama mereka. Patung-patung itu tidak di sembah sebelum orang-orang sholeh itu mati dan ilmunya telah hilang dari kalangan mereka. Dari situlah, dimulai penyembahan terhadap berhala-berhala itu.
Patung-patung yang tergantung di dinding Ka’bah jumlahnya kurang lebih mencapai 360 buah. Bulan Haji adalah tahun mereka untuk menemui Tuhan mereka bagi kabilah-kabilah yang tinggal jauh dari Ka’bah, bentuk peribadatannya adalah persembahan hewan kepada Tuhan mereka.
Masa itu dikatakan masa jahiliyyah, bukan berarti mereka bodoh dari segi keilmuannya namun mereka bodoh dari segi menerima kebenaran yang datang dari Allah. Masa ini diawali dengan mulai berpalingnya mereka dari ajaran-ajaran samawi yang di bawa oleh Nabi-nabi terdahulu utusan Allah.Mereka meninggalkan ajaran para Nabi, seperti ajaran Nabi Ibrahim sudah mereka tinggalkan lama. inilah masa kegelapan yang di sebut Masa Jahiliyah. Adapun faktor penyebab penyimpangan dari ajaran Nabi Ibrahim ialah:
  1. Adanya kebutuhan terhadap Tuhan yang selalu bersama mereka terutama saat mereka membutuhkan.
  2. Kecenderungan yang kuat mengagungkan leluhur yang telah berjasa terutama kepala kabilah nenek moyang mereka.
  3. Rasa takut yang kuat menghadapi kekuatan alam yang menimbulkan bencana mendorrong mereka mencari kekuatan lain diluar Tuhan.
  4. Hampir tidak ada keyakinan transedentalis yang di pelihara kaum Hanif. Yahudi telah mengubah monotheis transenden menjadi monolatri (satu Tuhan + Dewa-dewa etnosentris melalui antropomorfisme ). Sedangkan, Kristen mengubah monotheisme menjadi politheisme dengan trinitas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar