LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI
Mengukur Volume Udara Pernapasan pada Jangkrik
Disusun untuk memenuhi tugas Biologi
Disusun
oleh:
KELOMPOK 1 (XI MIA 3)
1.
Asma Mufid
Shofiyah (06)
2.
Desy Widya
Ningrum (08)
3.
Inggit Bening
Desperinda (13)
4.
Nurul Khomariah (21)
SMA NEGERI 1 REMBANG
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Mengukur Volume Udara Pernapasan pada Jangkrik
A. Tujuan
Mengetahui volume
udara pernapasan pada Jangkrik.
B. Landasan Teori
Respirasi
adalah seluruh proses pengambilan O2 untuk memecah senyawa-senyawa
organik sehingga menghasilkan energi dan sisa berupa CO2 dan H2O.
Pertukaran gas O2 dan gas CO2 berlangsung melalui proses
difusi yang berlangsung di alat pernafasan. Alat-alat pernafasan dapat berupa
paru-paru, insang, trakea maupun bentuk lain yang dapat melangsungkan
pertukaran gas O2 dan CO2.
Faktor- faktor yang mempengaruhi laju
respirasi:
1.
Jenis
kelamin
Jenis Kelamin jangkrik betina dan belalang jantan memiliki kecepatan
respirasi yang berbeda.
2. Ketinggian
Ketinggian
mempengaruhi pernapasan. Makin tinggi daratan, makin rendah O2, sehingga makin
sedikit O2 yang dapat dihirup belalang. Sebagai akibatnya belalang pada daerah
ketinggian memiliki laju pernapasan yang meningkat, juga kedalaman pernapasan
yang meningkat.
2.
Ketersediaan
Oksigen.
Ketersediaan
oksigen akan mempengaruhi laju respirasi, namun besarnya pengaruh tersebut
berbeda bagi masing-masing spesies dan bahkan berbeda antara organ pada
tumbuhan yang sama. Fluktuasi normal kandungan oksigen di udara tidak banyak
mempengaruhi laju respirasi karena jumlah oksigen yang dibutuhkan tumbuhan
untuk berespirasi jauh lebih rendah dari oksigen yang tersedia di udara.
3.
Suhu.
Serangga
mempunyai alat pernapasan khusus berupa system trakea yang berfungsi untuk
mengangkut dan mngedarkan O2 ke seluruh tubuh serta mengangkut dan
mengeluarkan CO2 dari tubuh. Trachea memanjang dan bercabang-cabang menjadi
saluran hawa halus yang masuk ke seluruh jaringan tubuh oleh karena itu,
pengangkutan O2 dan CO2 dalam system ini tidak membutuhkan bantuan sitem transportasi
atau darah. Udara masuk dan keluar melalui stigma, yaitu lubang kecil yang
terdapat di kanan-kiri tubuhnya. Selanjutnya dari stigama, udara masuk ke
pembuluh trachea yang memanjang dan sebagian ke kantung hawa. Pada serangga
bertubuh besar terjadinya pengeluaran gas sisa pernafasan terjadi karena adanya
pengaruh kontraksi otot-otot tubuh yang bergerak secara teratur.
5. Berat Tubuh
Hubungan
antara berat dengan penggunaan oksigen berbanding terbalik. Karena setiap
makhluk hidup membutuhkan O2 (Oksigen) dalam jumlah yang besar. Melebihi dari
Berat tubuh. Pada hasil di atas jelas sekali bahwa ukuran tubuh mempegaruhi
laju pernapasan, semakin kecil ukuran dan berat tubuh maka semakin cepat
pernapasannya. Walaupun diatas ada sedikit kegagalan yaitu pernapasan pada
jangkrik besar tidak sebagaimana mestinya. Karena pada jangkrik yang berukuran
besar melakukan aktifitas yang berkemungkinan banyak melakukan
pergerakkan,sehingga membutuhkan banyak pernafasan dan oksigen. Ternyata
aktifitas yang banyak bergerak dari jangkrik juga memengaruhi laju pernapasan
Pada
manusia bila bernapas mengeluarkan nafas, secara maksimal, di dalam paru-paru
masih ada udara. Sisa udara ini disebut udara residu. Bila nafas dikeluarkan
secara biasa, maka paru-paru masih mengandung udara dan disebut udara cadangan.
Bila menghirup dan mengaluarkan napas secara biasa, maka ini disebut udara
pernapasan. Jika kita tarik nafas dalam-dalam, selain udara pernapasan juga
masih dapat dimasukkan udara lagi dan ini disebut udara komplementer.
Pada serangga alat
pernafasannya berupa sistem trakea yang berfungsi untuk mengangkut dan
mengedarkan O2 ke seluruh tubuh serta mengeluarkan CO2.
Trakea memanjang dan bercabang-cabang menjadi saluran kecil yang menyebar ke
seluruh jaringan tubuh. Jadi dalam sistem ini tidak membutuhkan bantuan sistem
transportasi darah. Udara masuk dan keluar melalui stigma, yaitu lubang kecil
yang terdapat di kanan-kiri tubuh serangga (spirakel). Selanjutnya udara masuk
ke pembuluh trakea yang memanjang dan sebagian ke kantung hawa. Terjadinya
pertukaran gas sisa terjadi karena kontraksi otot-otot tubuh yang bergerak
secara teratur.
C. Alat dan
Bahan
1.
Respirometer
2.
Jangkrik
1 pasang
3.
Kristal
NaOH
4.
Larutan
eosin
5.
Plastisin
6.
Kapas
7.
Pipet
tetes
8.
Stopwatch
D. Cara Kerja
- Bungkus Kristal KOH/NaOH dengan kapas, kemudian masukkan ke dalam tabung respirometer.
- Masukkan jangkrik yang sudah ditimbang ke dalam tabung respirometer.
- Letakkan respirometer pada tempat yang datar.
- Tutup tabung respirometer kemudian sambungan penutupnya diberi plastisin agar tidak ada udara yang masuk dan keluar.
- Tutuplah ujung pipa kapiler dengan jari telunjuk selama 1-2 menit. Segera setelah ujung jari dilepaskan tetskan eosin secukupnya pada ujung pipa kapiler berskala dengan menggunakan pipet. Usahakan cairan eosin menutup ujung pipa kapiler..
- Amati kedudukan perubahan eosin setiap dua menit pada pipa kapiler berskala. Hitunglah jarak yang ditempuh eosin setiap dua menit.
- Hitunglah volume oksigen yang dibutuhkan Jangkrik dalam waktu 8 menit.
- Ulang cara kerja diatas dengan Jangkrik yang berbeda jenis kelamin.
- Tulislah hasil pengamatan dalam bentuk tabel.
E. Hasil Pengamatan
Jarak yang ditempuh eosin
Menit ke …
|
Volume oksigen yang dihirup (ml)
|
|
Jangkrik Jantan
|
Jangkrik Betina
|
|
2
|
0.06
|
0.17
|
4
|
0.18
|
0.24
|
6
|
0.11
|
0.23
|
8
|
0.06
|
0.23
|
10
|
0.08
|
0.18
|
Rata-rata
|
0.008
|
0.018
|
F.
Pembahasan
Pada
praktikum repirasi kali ini menggunakan serangga (jangkrik) yang dimasukkan ke
dalam respirometer. Serangga ini dimasukkan ke dalam tabung respirometer
kemudian dimasukkan eosin yang berfungsi untuk mengikat O2, namun eosin harus
dibungkus terlebih dahulu dengan menggunakan kapas sebelum dimasukkan ke dalam
tabung. Hal ini dimaksudkan untuk memisahkan serangga dengan zat kimia karena
serangga akan mati bila bersentuhan dengan eosin. Kemudian pada ujung pipa
kapiler diberi cairan untuk memisahkan udara yang ada di dalam tabung dan udara
yang ada di luar tabung.
Pernapasan
pada serangga dengan menggunakan trakea dimana udara yang ada masuk secara
difusi, penyebab terjadinya difusi pada belalang karena dalam proses respirasi
khususnya pada belalang, O2 agar dapat dipindahkan dari lingkungan ke dalam
tubuh melintasi membran respirasi yang permukaannya pada tiap serangga tidak
sama dan juga membran ini mengandung kapiler, sehingga agar masuk ke dalam
tubuh serangga harus melalui mekanisme difusi secara pasif. Sistem pernapasan
trakea pada serangga yaitu udara masuk melalui stigma, dan masuk ke dalam
trakea, terlebih dahulu udara ini disaring oleh rambut-rambut halus yang terdapat
pada stigma sehingga udara dan debu dapat dipisahkan. Karena adanya kontraksi
tubuh yang menjadikan tubuh serangga kembang kempis sehingga pembuluh trakea
ikut kembang kempis. Akibatnya udara dapat beredar keseluruh bagian sel tubuh
dan diedarkan oleh trakeolus yaitu cabang-cabang kecil trakea yang menembus
jaringan kecil. Pada proses respirasi ditandai dengan bergeraknya air pada pipa
kapiler. Persamaan reaksi antara eosin dan CO2 yaitu: Ca(OH)2 + CO2 CaCO3 +
H2O.
G. Pertanyaan
- Apa tujuan digunakan NaOH atau KOH dalam percobaan tersebut?
Dalam
percobaan ini digunakan NaOH yang berfungsi sebagai pengikat CO2 agar organisme
(jangkrik) tidak menghirup CO2 yang dikeluarkan setelah jangkrik bernapas dan
pergerakan larutan eosin benar-benar hanya disebabkan oleh konsumsi oksigen. NaOH
dapat mengikat CO2 karena memiliki rumus reaksi:
2NaOH + CO2 → Na2CO3 + H2O.
- Mengapa pada percobaan terjadi perubahan kedudukan eosin? Jelaskan!
Larutan
eosin berfungsi sebagai indikator oksigen yang dihirup oleh organisme
(jangkrik) pada repirometer. Larutan eosin selama percobaan selalu bergerak
mendekati botol respirometer karena organisme dalam percobaan (jangkrik) dalam
respirometer dapat menghirup udara O2 melalui pipa sederhana sehingga larutan
eosin yang berwarna dapat bergerak.
Pergeseran
eosin
disebabkan karena faktor
konsumsi oksigen oleh serangga didalam tabung. Eosin bergerak ke arah tabung
spesimen ke dalam karena adanya penyusutan volume udara dalam
tabung tersusut tersebut . Karena oksigen dihirup oleh jangkrik kemudian
karbondioksida diserap NaOH. Begitu terus sehingga udara dalam tabung berkurang
dan eosin bergerak ke dalam.
- Bagaimana perubahan kedudukan eosin pada setiap percobaan?
Dalam percobaan ini, kedudukan eosin berjalan lebih
cepat yaitu pada jangkrik betina. Hal ini disebabkan karena ukuran atau besar
jangkrik betina lebih besar dari jangkrik jantan.
- Adakah hubungan antara jenis kelamin Jangkrik dengan kebutuhan oksigen?
Ada. Jangkrik jantan akan semakin membutuhkan
oksigen karena aktifitasnya lebih banya ketimbang jangkrik betina.
H.
Kesimpulan
Adapun
kesimpulan dari praktikum ini ialah sebagai berikut:
- Bahwa laju respirasi jangkrik jantan lebih besar disbanding laju respirasi jangkrik betina. Namun karena jangkrik betina dan jangkrik jantan yang kami teliti ukurannya lebih besar jangkrik betina, maka laju respirasinya lebih besar jangkrik bentina.
- Larutan eosin berfungsi sebagai indikator oksigen yang dihirup oleh organisme (jangkrik) pada repirometer.
- Prinsip kerja respirometer adalah bahwa dalam pernafasan ada oksigen yang digunakan oleh organisme ada karbondioksida yang dikeluarkan olehnya. Jika organisme yang bernapas itu disimpan dalam ruang tertutup dan karbondioksida yang dikeluarkan oleh organisme dalam ruang tertutup itu diikat, maka penyusutan udara akan terjadi.
I.
Lampiran
Danke:)
BalasHapusDanke:)
BalasHapusBerguna banget.. terimakasih...
BalasHapussaya izin copas bgian tanya jawab ok? arigatoo ^^
BalasHapusmakasih bantu banget
BalasHapusMakasih membantu sekali :)
BalasHapusterima kasih. sangat membantu
BalasHapusIzin copas kak
BalasHapusKak, bukannya yang berfungsi mengikat oksigen itu kristal NaOH ya? Eosin bukan cairan yang dimasukkan ke pipa kapiler berskala ya? Dan yang memisahkan udara diluar dengan didalam tabung itu plastisin?
BalasHapusMaaf ka cuma mau mengoreksi bagian "pembahasan" dari postingan blog kakak
Hapusizin dijadikan contoh yah kak
BalasHapusizin copas :)
BalasHapusig nya kak wkwkw
BalasHapusMakasih Kak
BalasHapus